10.57

Ketika Cinta Menjadi Candu

Diposting oleh Gilang "BOAZ"

Hubungan cinta antara dua individu atau yang sering disebut dengan pacaran, meski kadang pacaran bukan atas dasar rasa cinta, merupakan hubungan karena adanya rasa saling membutuhkan dan melengkapi. Ketika kedua individu ini sepakat menjalani hubungan akan muncul sebuah komitmen, tapi itu bagi yang berkomitmen, ada sebagian pasangan yang tidak mau berkomitmen. Entah mau berkomitmen atau tidak yang jelas dari hubungan tersebut ada konsekuensi yang muncul.
Dari hubungan pacaran itu, mereka saling mengenali karakter dari pasangannya masing-masing secara lebih dalam. Sebagian pasang bahkan ada yang berani berbuat lebih, mereka ada yang berdalih atas dasar cinta melupakan norma dan berbuat layaknya seperti suami istri. Setelah menjalani beberapa waktu, naluri terhadap pasangan mulai terbentuk, ikatan emosional menjadi lebeih erat, dan mulai timbul intrik. Mereka sudah bias menilai karakter pasangannya, mungkin sebenarnya pasangan km manja dan merepotkan, mungkin ada yang cuek, ada yang romantis sampai rokok makan gratis, ada yang posesif. Karakter dua individu yang berbeda inilah yang memicu intrik.
Dari intrik yang timbul ada yang berfikir untuk mengakhiri hubungan dan ada yang berusaha tetap mempertahankan hubungan. Buat pasangan yang mengakhiri hubungan pacarnya berarti ada kegagalan akuisisi hati mereka. Dengan berbagai alasan mereka mengakhiri hubungan dengan pasangannya. Bagi pasangan yang bisa menerima dengan ikhlas mungkin bukan suatu masalah yang besar. Tapi ada pasangannya itu mati-matian mempertahankan hubungan, hal ini yang saya sebut sebagai candu.
Seperti pecandu yang kehilangan candunya, bisa dibilang seperti itu. Pasangan dalam mejalani hubungan pastinya akan memberikan implementasi dari rasa cintanya. Implementasi itu macam-macam bentuknya, telfon tanpa henti, non stop message service, jasa antar jemput, belanjakan barang, itu sebagian bentuk implementasi rasa cinta yang retoris, kenapa? Karena tanpa rasa cinta pun siapa saja bisa berbuat seperti itu. Sejatinya setiap pasangan ingin dipenuhi kebutuhan batinnya, ingat yah adik-adik kebutuhan batin bukan sex semata, tetapi sebuah atmosfer yang terasa nyaman dihati yang tentunya tidak hanya dihasilkan oleh sex. Pecandu pun seperti itu mereka akan terasa nyaman bila dia telah menggunakan candunya.
Pernahkah kamu membayangkan romantika yang tercipta antara pecandu dan candunya? Pecandu akan merasa nyaman ketika menikmati candunya, entah itu tempatnya di septic tank pun akan terasa nyaman. Pasangan kekasih pun memiliki romantika impian untuk memberikan rasa nyaman. Ketika rasa nyaman itu tercipta akan membuat ikatan emosional yang sama persis dengan ikatan emosional candu. Bagi sebagian kekasih punya mimpi merayakan valentine di pantai kuta dengan ditemani bintang jatuh, pesta kembang api dan mereka melakukan first kiss disana. Namun ada pasangan lain yang punya cara tersendiri untuk membuat rasa nyaman itu. Apapun suasana dan kondisi tempatnya, pasti atmosfer yang tercipta akan membuat mereka melayang jauh.
Atmosfer yang nyaman telah terwujud, tentunya akan semakin membuat pasangan kekasih itu semakin dekat secara emosional. Sewaktu atmosfir itu telah lenyap tentunya pasangan harus pandai mencapai rasa nyaman itu lagi, kalau gagal bisa menjadi akhir dari hubungan. Dalam akhir hubungan sepasang kekasih, sudah siapkah mental masing-masing menghadapinya? Ketika pecandu sudah tidak nyaman dengan kondisi fisiknya maka pecandu akan mencari lagi candunya, bila candunya bisa didapat lagi dia akan terus mencandu. Jika candu itu hilang dari peredaran apa yang akan terjadi? Sama halnya dengan pasangan kekasih tadi. Jika akhir dari hubungan mereka jelas, sepahit apapun itu mental mereka akan terbangun untuk tetap terus berjalan. Tetapi bila pasangannya tiba-tiba menghilang, atau pasangannya mengakhiri tanpa alasan yang jelas, sedikit banyak pasti akan mengganggu kehidupan pasangan yang ditinggalkannya. Sebagian pasangan ada yang menggantungkan diri pada kekasihnya, hal ini karena banyak alasan, mungkin mereka benar-benar saling membutuhkan, mungkin pasangannya sangat memanjakan sehingga terbiasa dipenuhi kebutuhannya, atau ada yang terpaksa menggatnungkan diri pada pasangannya, terutama pada para wanita yang pernah berhubungan sex luar nikah. Hal ini menyebabkan ketergantungan kepada pasangan kekasihnya sehingga jika mereka berpisah akan menimbulkan sakit yang menyerupai sakau, mungkin depresi, mungkin stress, bahkan ada yang sampai gangguan jiwa.
Untuk mencegah cinta menjadi candu, baiknya kita mempekuat iman dan hati kita. Ingatlah pasangan kekasih kamu bukan segala-galanya. Ketika hubungan kalian berakhir, hal-hal yang telah kalian lewati lepaslah dengan ikhlas. Jangan kalian pikirkan untung rugi, karena yang kamu lakukan dengan kekasih kamu itu adalah tanggung jawab individu masing-masing, jika kalian pernah melakukan hal yang berlebihan hendaknya kamu pecahkan dengan bijak bersama pasnagan kekasih kamu.

1 komentar:

bolang mengatakan...

wah,...ternyata normal jg??.he..he
biasane na ndindi karo mekel,...se diomongne futsal terus,...he...he